*Update Informasi: Terbit*
Penulis
Theofani Zahra, M.Tr.Keb
Dr. Edy Susanto, SH., S.Si., M.Kes
Dr. dr. Suryati Kumorowulan, M.BioTech
Layout & Desain Sampul
Muhammad Zul Amri Izzudin, M.Sc
Ukuran
vi + 56 hlm, Uk: 16 x 24 cm
ISBN
978-623-8373-03-1 (PDF)
Sinopsis
Anemia defisiensi besi adalah kondisi dimana sel darah merah yang membawa oksigen tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh, suatu kondisi dimana hemoglobin dan sel darah merah lebih rendah dari normal karena kekurangan nutrisi penting. Anemia defisiensi besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai belahan dunia, khususnya di negara berkembang. Anemia dicatat sebagai faktor penyebab penting dalam peningkatan beban penyakit. Anemia tidak hanya berdampak pada angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, namun juga memberikan konsekuensi kualitas hidup individu yang bersifat permanen sampai usia dewasa. Pencegahan anemia pada WUS sejak masa prakonsepsi sangat diperlukan.
Terapi utama dapat dilakukan dengan pemberian TTD, sedangkan terapi komplementer dapat dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan gizi dari asupan makanan nabati. Terapi komplementer lebih diminati oleh masyarakat umum, selain aman, karena terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam, cara pembuatan dan bahan-bahannya mudah didapatkan untuk dikonsumsi sehari-hari. Terapi komplementer yang dibutuhkan untuk menangani anemia defisiensi besi adalah tanaman herbal yang memiliki kandungan protein, zat besi serta vitamin C seperti pemberian kacang hijau, kacang merah, jambu biji, pisang, jeruk, kurma, daun torbangun, bunga Rosella dan kacang Kedelai.
Upaya untuk menekan lonjakan anemia pada WUS diperlukan dengan memperbaiki nilai hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit. Intervensi dapat dilakukan dengan menggabungkan bubuk kacang Kedelai dan bunga Rosella. Kedua bahan tersebut memiliki keunggulan gizi masng-masing seperti kandungan kacang Kedelai yang memiliki kadar protein dan zat besi yang tinggi sedangkan bunga Rosella memiliki kandungan vitamin C dan antioksidan tinggi.
